Ano (65), juru kunci Keramat Sanghiyang Adidampul, Dusun Ciakarhilir, Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, saat menunjukan kondisi benda bersejarah berbentuk gamparan (bakiak). Photo: Edji Darsono/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Benda bersejarah berbentuk gamparan (bakiak) berukuran besar yang terbuat dari batu dan batu tulis di Keramat Sanghiyang Adidampul, Dusun Ciakarhilir, Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, hilang secara misterius.
Ano (65), juru kunci, ketika ditemui Koran HR, Minggu (18/09/2016) pekan lalu, mengungkapkan bahwa alwalnya gamparan tersebut satu set lengkap. Namun gamparan sebelah kiri hilang. Kini yang tersisa hanya gamparan sebelah kanan.
“Gamparan bagian kaki kanan kondisinya sudah patah, bagian lilingganya pun sudah tiada,” kata Ano.
Ano mengaku tidak mengetahui nilai yang terkandung dalam gamparan tersebut. Namun, dia memastikan bahwa gamparan itu bernilai sejarah. Menurut dia, orang yang menggunakan gamparan tersebut bukanlah orang biasa.
Uned, perangkat Desa Ciakar, ketika dimintai keterangan, menduga, gamparan yang terdapat Keramat Sanghiyang Adidampul itu dicuri orang untuk dijadikan barang antik atau koleksi. Menurut dia, bukan hanya gamparan yang hilang, namun batu tulis juga raib.
“Agar tidak dicuri, sementara ini gamparan kanan disimpan di rumah juru kunci. Adanya bukti peninggalan berupa gamparan dari batu dan batu tulis, menunjukan lokasi tersebut memiliki nilai sejarah sehingga patut untuk diteliti,” katanya.
Jaang Suhaya, tokoh masyarakat Desa Ciakar, mengatakan, keberadaan Sanghiyang Adidampul memiliki keterkaitan dengan keberadaan spiritual yang dimuliakan atau penghormatan khusus dengan wujud personal bercahaya dan suci. Sehingga tempo dulu Keramat Sanghiyang Adidampul menjadi tempat ngabungbang dan permule.
Senada dengan itu, Suryadi, warga setempat, menceritakan, Sanghiyang Adidapul masih satu keturunan dengan Adipati Singacala yang berada di Situs Astanagede dan Ciung Wanara. Sanghiyang Adidampul memiliki kekuatan dan jago dalam bermain bola. Dengan kekuatan yang dimilikinya, Sanghiyang Adidampul bermain bola dengan menggunakan buah duren.
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Ciakar, Sualeman Nurdjamal, ketika ditemui Koran HR, Senin (19/09/2016) lalu, mengatakan, keberadaan bukti peninggalan sejarah di Desa Ciakar tersebut perlu diselamatkan dan dilestarikan.
“Tidak lain agar dapat diketahui oleh generasi yang akan datang. Juga dapat membantu dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan sebagai obyek penelitian. Sayangnya, pemerintah desa belum bisa menganggarkan untuk menatanya,” katanya.
Sulaeman mengaku sudah berulang kali mengajukan proposal kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis untuk melakukan penataan Keramat Sanghiyang Adidampul tersebut. Namun sampai saat ini belum ada realisasi. (Dji/Koran HR)