Ilustrasi Jembatan. Foto: Ist/Net
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Setelah melakukan kesepakatan yang difasilitasi Badan Koordinasi Antar Daerah (BKAD), Pemkab Ciamis akan segera melakukan MoU dengan Pemkab Cilacap untuk merealisasikan pembangunan jembatan perbatasan antar provinsi di bentangan Sungai Citanduy yang menghubungkan antara Desa Sidaharja Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis dengan Desa Tarisi, Kecamatan Wanarja, Kabupaten Cilacap.
Kasi Jalan dan Jembatan Dinas Binamarga, ESDM dan SDA Kabupaten Ciamis, Hilman, mengatakan, pertemuan dengan Pemkab Cilacap guna merealisasikan jembatan tersebut sudah dilakukan. Kini, kata dia, tinggal melakukan penandatangan MoU yang dilakukan oleh kedua pemerintah daerah.
“Kerjasama ini berlangsung selama 5 tahun yang dimulai dari tahun 2016 ini. Dalam poin kerjasama tersebut, Pemkab Ciamis dan Cilacap akan bersama-sama mengupayakan anggarannya ke pemerintah pusat dan pemerintah provinsi masing-masing (Pemprov Jabar dan Pemprov Jateng),” katanya, kepada Koran HR, pekan lalu.
Hilman menambahkan, awalnya pihaknya berharap pembangunan jembatan tersebut dicover oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy melalui APBN. Namun, kata dia, BBWS sudah memilih akan membangun jembatan di perbatasan Pangandaran- Cilacap atau di daerah Maruyungsari Padaherang dengan Kedungreja. “Ketika BBWS hanya bisa merealisasikan satu jembatan, maka kami dengan Pemkab Cilacap harus mengajukan anggaran ke pemerintah pusat dan provinisi,” katanya.
Namun demikian, lanjut Hilman, Pemkab Cilacap tidak keberatan harus mengusulkan anggaran ke pemerintah pusat. Karena Pemkab Cilacap sudah diuntungkan oleh pembangunan jembatan perbatasan Cilacap- Pangandaran yang akan dibiayai oleh BBWS Citanduy.
“Ukuran panjang jembatan 200 meter dan lebarnya 7 meter. Kami menargetkan tahun 2019 pembangunan jembatan ini bisa direalisasikan,” katanya.
Menurut Hilman, uji kelayakan atau FS jembatan tersebut sudah dilakukan oleh Pemkab Ciamis pada tahun 2015 lalu. Selanjutnya, kata dia, tinggal Pemkab Cilacap membuat DED jembatan. “Dipilihnya titik di Desa Sidaharja, karena arus lalu lintas di penyebrangan perahu rakit di daerah itu sangat padat. Jadi, memang dibutuhkan akses jembatan untuk memperlancar akses transportasi kedua daerah,” katanya. (Bgj/Koran-HR)