Quantcast
Channel: Harapan Rakyat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 52181

Begini Aksi Walikota & Wawalkot Banjar Saat Meriahkan Pagelaran Nini Bogem

$
0
0
Begini Aksi Walikota & Wawalkot Banjar Saat Meriahkan Pagelaran Nini Bogem

Saat pertunjukan teater kolosal, Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, ikut turun ketika ada adegan menari ronggeng. Photo: Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) bekerja sama dengan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Banjar, menggelar pertunjukkan teater kolosal cerita Nini Bogem di Taman Kota Lapang Bhakti, Senin (20/02/2017). Pertunjukan tersebut dalam rangka Hari Jadi Kota Banjar ke-14.

Ada yang unik dari pertunjukan teater kolosal ini, yakni saat adegan ibing ronggeng dimana tanpa dikomando tiba-tiba Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih dan Wakil Walikota Banjar drg Darmadji Prawirasetia, ikut turun menari ronggeng, tak pelak hal ini menjadi decak kagum para penonton yang menyaksikan pertunjukan tersebut.

Menurut Beni Astarapadja, selaku sutradara dari pertunjukan tersebut, bahwa singkat  cerita dari kisah Nini Bogem adalah suatu cerita Sunda yang menceritakan seorang putri bernama Dewi Rengganis yang menyamar menjadi Nini Bogem.

Dewi Rengganis menyamar karena akan membalas dendam kepada Kalasamudra yang membunuh pangerannya, yakni Anggalarang. Ketika sedang menari ronggeng, ia pun melihat Kalasamudra, kemudian ia membunuh Kalasamudra dengan menggunakan susuk kondenya.

Sebelum dibunuh, kesaktian Kalasamudra dicabut terlebih dahulu oleh Nini Bogem, Kalasamudra pun gugur. Setelah dendamnya terbalas, ia pun kembali menjadi Dewi Rengganis. “Sebenarnya cerita ini masih panjang, tapi ini hanya singkatnya saja,” tutur Beni, kepada Koran HR.

Ketua Pokdarwis Kota Banjar, Muhammad Ubaedillah, mengatakan, bahwa para pemain dalam teater kolosal ini seluruhnya murni orang Banjar, baik pemain nayaga, penari, maupun pelaku lainnya.

“Kami sengaja mengusung konsep teater kolosal, karena kami percaya bahwa para seniman muda, khususnya seni tradisional yang ada di Banjar pun ternyata mampu dan tidak kalah dengan seniman-seniman dari daerah lain, dan kami bangga dengan hal ini,” ungkap Muhammad.

Sementara itu, Plt. Kadisporapar Kota Banjar, Asep Setiadi, mengaku cukup bangga melihat penampilan dari anak-anak Pokdarwis. Menurutnya, hal ini sangat mengesankan karena dengan waktu yang sangat singkat, mereka bisa mempersiapkan koreografer dengan memadukan unsur-unsur daerah, etnik, dan budaya, serta unsur modern yang menjadikan suatu rangkaian sangat menarik.

“Luar biasa, dengan waktu yang sangat singkat dan berlatih hanya satu minggu, mereka mampu memadukan unsur seni tradisional dan modern yang dikemas secara apik,” katanya.

Asep pun berharap, seni dan budaya yang ada di Kota Banjar dapat terus dilestarikan. Pihaknya akan terus menggali potensi-potensi budaya yang ada, karena Banjar merupakan perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, sehingga ada unsur perpaduan antara seni Sunda dan Jawa.

Cerita Nini Bogem memang sangat menyentuh, apalagi dalam adegan ketika Raden Anggalarang mati dibunuh Kalasamudra, kemudian putri Dewi Rengganis datang dan meratapi kepergian pangerannya tersebut.

Tak sedikit penonton yang ikut meneteskan air mata karena ikut terhanyut dalam cerita. Seperti diungkapkan Widya, salah seorang warga Banjar yang melihat pertunjukkan tersebut, kepada Koran HR. “Ceritanya sangat sedih dan mengharukan, tidak terasa saya pun sampai menangis,” kata Widya. (Hermanto/Koran-HR)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 52181

Trending Articles