Tempurung kelapa yang terlihat tidak seberapa, namun di tangan Hermat (55), warga Dusun Sindangjaya, RT 24 RW 05, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, bisa disulap menjadi bermacam kerajinan (miniatur) dengan nilai seni tinggi. Photo : Suherman/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Tempurung kelapa yang terlihat tidak seberapa, namun di tangan Hermat (55), warga Dusun Sindangjaya, RT 24 RW 05, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, bisa disulap menjadi bermacam kerajinan (miniatur) dengan nilai seni tinggi.
Saat ditemui Koran HR di kediamannya, Selasa (31/01/2017) lalu, Hermat atau lebih akrab dipanggi Mang Cepot, mengatakan, dirinya sudah menggeluti kerajinan tangan berbahan baku tempurung (batok) kelapa sejak tahun 2010. Dia mengaku mampu membuat bermacam macam miniatur secara otodidak.
“Sejak tahun 2010, saya mencoba membuat bermacam-macam miniatur dari bahan baku tempurung kelapa. Saat itu saya terinspirasi dengan banyaknya bahan baku di wilayah sini. Saat itu saya mencoba membuat pernak-pernik miniatur satwa dan beberapa alat rumah tangga,” katanya.
Mang Cepot menyebutkan, hasil kerajinan berbahan baku tempurung kelapa itu diantaranya seperti piala, miniatur hewan, teko dan gelas. Selain itu, juga ada perabotan rumah tangga seperti baki, rinjing dan lain-lain.
Namun di tengah perjalanan, Mang Cepot mengaku masih terkendala masalah pemasaran. Menurut dia, sejak menggeluti aktifitasnya tersebut, dia mengaku tidak bisa menjual kerajinan yang dia ciptakan.
“Saat ini yang menjadi masalah bagi saya adalah pemasaran. Saya berharap pemerintah bisa menjembatani soal pemasaran serta tambahan modal. Selain menekuni aktifitas ini, saya juga punya cita-cita bisa membuka peluang kerja untuk warga lain,” katanya.
Kepala Desa Neglasari, Deni Nono Sunaryo, ketika ditemui Koran HR, Selasa (31/01/2017) lalu, membenarkan persoalan yang dihadapi Mang Cepot. Namun demikian, pihaknya mengaku sudah berusaha mempromosikan hasil kerajinan buah tangan Mang Cepot. (Suherman/Koran HR)