Quantcast
Channel: Harapan Rakyat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 52166

Dosen UGM Ini Bicarakan Soal Fenomena Game Pokémon Go

$
0
0
Dosen UGM Ini Bicarakan Soal Fenomena Game Pokémon Go

 

Ilustrasi. Photo : Ist/ Net

Berita Teknologi, (harapanrakyat.com),-

Dosen Jurusan Teknik Elektro & Teknologi Informasi, sekaligus Direktur Direktorat Sistem & Sumber Daya Informasi UGM, Widyawan, ST., M.Sc., Ph.D, menyoroti fenomena & kehebohan hadirnya game Pokémon Go beberapa waktu terakhir ini.  

Dilansir dari detik.com, Widyawan tidak menyangkal, game Pokémon Go memang unik & fenomenal. Alasannya karena game itu berhasil menyedot perhatian masyarakat biasa hingga pejabat penting di negara ini.

Bahkan, meski belum dirilis secara resmi di Indonesia, tidak sedikit pejabat penting kemudian mengeluarkan larangan bermain Pokémon Go karena mereka khawatir bakal mengancam keamanan negara. Terutama kekhawatiran terhadap penyadapan data oleh asing.

Padahal, Widyawan menjelaskan, Pokémon Go merupkan sebuah game berbasis mobile apps. Apps ditujukan untuk menyenangkan serta menghibur pemakainya. Pengguna game pada umumnya adalah anak kecil & anak muda, bukannya golongan orang tua atau pejabat.

Dalam keterangannya, Widyawan mengungkapkan bahwa teknologi yang digunakan dalam Pokémon Go sangat inovatif & belum banyak yang mengetahuinya. Alhasil, banyak yang salah paham & muncul informasi hoax.

Pada kesempatan itu, Widyawan merinci teknologi yang diterapkan dalam game Pokémon Go. Pertama; Pokémon Go adalah game berbasis lokasi. Lokasi fisik dari pemain turut menentukan pola interaksi aplikasi.

Menurut Widyawan, avatar atau karakter representasi pemain bakal berpindah atau berjalan dengan menyesuaikan posisi pemain. Selanjutnya, kemunculan karakter Pokemon, Pokestop, Gym bisa juga disesuaikan lokasi pemain.

“Dalam bahasa akademis, aplikasi tersebut masuk kategori context-aware application. Teknisnya, lokasi pemain didapatkan dari informasi GPS, triangulasi sinyal Wi-Fi atau triangulasi sinyal menara seluler. Teknologi tersebut juga dipakai dalam aplikasi berbasis lokasi seperti Google Map, GO-JEK, Waze, Facebook, Foursquare & Path,” katanya.

Harusnya, lanjut Widyawan, pemakaian informasi lokasi pada Pokémon Go tidak perlu dikhawatirkan secara berlebih. Dia meyakini, perusahaan pengembangnya tentu mempunyai kebijbakal yang ketat mengenai kerahasiaan data para penggunanya.

Kedua; banyak informasi yang menyesatkan (hoax) yang menyebutkan Pokémon Go dipakai untuk pemetaan lokasi strategis pemerintahan, perkantoran & militer. Padahal, pengembang Pokémon Go, dalam hal ini Niantic, tidak perlu melakukannya, karena Pokémon Go mempergunbakal peta yang disedibakal Google Map.

Google Map dapat diakses oleh siapapun di internet, sehingga pengembang aplikasi dapat memanfaatkannya dengan mudah. Google Map hanya memuat peta outdoor yang berbasis gambar dari satelit ataupun kamera pesawat.  

Ketiga; teknologi baru yang diterapkan pada game Pokémon Go yaitu augmented reality (AR). Melalui teknik tesebut, gambar digital bakal ditambahkan (augmented) dalam pemandangan ril yang ditampilkan melalui kamera.

Keempat; untuk menyikapinya, Widyawan bilang, Pokémon Go adalah game yang menerapkan teknologi inovatif. Karena menjadi hal baru, maka muncul mitos & kekhawatiran. Teknologi tidak dapat & tidak harus dibendung. Sebaiknya diambil positifnya, disamping membatasi efek negatifnya. (Deni/R4/HR-Online)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 52166

Trending Articles